Home »
» Pemberentian Impor Baju Bekas di Pasar Senen Jakarta Pusat
JAYABAYANEWS-Pemerintah mengurangi pasokan baju
impor di pasar senen Jakarta Pusat karena menularkan wabah sars dan merugikan
industri garmen nasional.
KETIKA
bangsa Indonesia dilanda krisis, hampir semua sektor kegiatan dan pembangunan
mengalami penurunan. Akan tetapi, jual-beli pakaian impor bekas justru mulai
naik daun. Setelah munculnya wabah SARS dengan isu bahwa pakaian bekas
berpotensi menularnya wabah ini, penjualan pakaian bekas di Pasar Senen
(Jakarta Pusat), mulai menurun drastis.
Meski demikian, para
pedagang grosir pakaian bekas di Pasar Senen, tidak yakin jika barang yang
dijual-belikan berupa karungan atau koli, produktif menularkan penyakit sindrom
pernafasan akut parah walaupun barang itu diimpor dari negara Jepang, Taiwan, Singapura,
dan Hongkong.
Selain itu, para grosir
di pasar tersebut juga menolak tudingan pemerintah bahwa impor pakaian bekas
merugikan industri garmen nasional. Alasannya, pakaian bekas sudah memiliki
pangsa pasar sendiri. Artinya, pangsa pasarnya berbeda.
"Kalau dianggap
merugikan industri gramen, ya, pengusaha garmen harus meningkatan mutu dan bersaing
tentang harga diimbangi dengan keberanian pengusaha tekstil yang mampu
meningkatkan mutu tanpa harus menjual hasil tekstil mahal," kata pedagang
grosir pakaian bekas di Blok III, Pasar Senen, Chairul Amri, kepada Saya, Senin
(7/4).
Dengan lesu, pedagang
grosir pakaian bekas itu menilai pemerintah bertindak tidak adil atas
pencabutan impor pakaian bekas. Pemerintah, menurut dia, seharusnya tidak
langsung melarang, tetapi memberi waktu kepada pengimpor pakaian bekas maupun
penjual pakaian bekas sebelum larangan itu diberlakukan. Tujuannya, agar para
grosir maupun pedagang dapat melakukan persiapan untuk alih profesi. "Kita nggak tahu
setelah barang habis, mau kerja apa. Paling-paling turun lagi ke jalan jadi
pedagang kaki lima," keluhnya.
0 komentar:
Posting Komentar