Senin, 18 April 2016

Pengertian feature dan laporan mendalam

feature adalah karangan lengkap non fiksi yang dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas dan daya pikat manusiawi (human interest) untuk mencapai tujuan memberi tahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca. Sampai saat ini para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature.

Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Feature hakekatnya adalah tulisan gaya persuasif dengan usaha mengambil simpati dan menggesek emosi pembaca atas sebuah kasus yang tersaji dalam pemberitaan.  


Depth Reporting
Depth reporting (pelaporan mendalam) adalah segala sesuatu yang membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspek aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan.
Depth reporting menekankan sebuah kisah berita dengan ketelitian detail dan latar belakang. Pembaca tidak hanya diberitahu mengenai apa yang terjadi melainkan mengapa hal itu terjadi.  Kamath menekankan bahwa “depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi”, Sedangkan tujuan depth reporting, menurut Ferguson dan Pattenialah “untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan
Pada satu sisi, pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan, melepas liputan peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan. Wartawan akan merasa lebih bergairah oleh materi liputan dan merasa tertantang untuk menelusuri kisah-kisah besar. Namun pada sisi lain, tidak semua wartwan sanggup untuk terus-menerus berkonsentrasi dan berada di area liputan yang sama selama beberapa waktu. 
Selain memiliki proses reportase yang alot, depth reporting juga memiliki teknik penulisan yang rumit. Keluasan data dan keterangan harus dipresentasikan kepada sebuah fokus utama. Reporter menjadi seorang pengontrol keseluruhan kisah, pengontrol tema dan detil. Pengisahan harus dapat memindahkan setiap bagian cerita secara logis dan koheren dari awal sampai akhir. 
Diduga telah terjadi kejahatan diam-diam. Depth reporting bisa diartikan sebagai peliputan yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan fakta-fakta didalam pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah penyelidikan yang orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan kepentingan, membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana, dan yang terpenting lalu mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan berarti pula, bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu kata ‘panjang’ tidak ada kaitannya dengan peloparan depth.
Depth reporting berupaya menyajikan informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan feuature article menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi perangkat laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang oleh seseorang sengaja disembunyikan 
Depth reporting juga merupakan pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai berbagai
Pihak yang terkait dengan berita lama tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar